Selasa, 15 November 2011

Valentine’s day, gerakan pemujaan berhala


Tanggal 14 februari setiap tahunnya, sekuntum mawar, manisnya cokelat, dan lucunya boneka mewarnai hanpir setiap sudut pusat keramaian. Restoran, hotel, mall, dan cafe memamerkan romantisme bulan februari.
Hari itu dinamakan sebagai  Valentine’s Day, hari perayaan cinta seluruh dunia. Pasangan, pacar, sahabat, orang tua, anak, berlomba untuk menunjukan betapa sayangnya mereka kepada orang-orang terkasih.
Hal yang paling extreme adalah penyerahan sepenuh jiwa dan raga kepada belahan jiwa saat hari valentine. Semuanya atas nama cinta. Tapi tahukah anda bagaimana sejarah valentine bermula???


Sejarah gelap Valentine
Bermula dari ritual paganisme(penyembahan berhala), pengadopsian yang dilakukan oleh gereja katolik, sampai dengan proses asimilasinya dengan keyakinan dan adat istiadat masyarakat secara luas. Rangkaian panjang itulah yang membentuk valentine yang kita kenal sekarang. Pemujaan da perdebatan saling mengisi di dalam proses tersebut.
Alkisah pada masa pra-kristen, setiap tanggal 13 dan 14 februari dipersembahkan kepada dewi cinta romawi kuno, Juno Februata. Puncak perayaan bulan cinta dan kesuburan adalah pada 15 februari, yaitu Feast of Lupercalia, yaitu festival penghormatan kepada dewa Lupercus, sang dewa yang berpakaian kulit kambing dan hanya menutupi setengah luas tubuhnya. Pada perayaan ini para pendeta akan mempersembahkan kurban kambing untuk sang dewa. Kemudian mereka meminum anggur sambil berlari-lari disepanjang jalan di kota roma. Dari Juno-Lupa’s cave mengelilingi bukit palatine, mereka membawa potongan-potongan kulit domba atau kambing untuk disentuhkan kepada para wanita yang berebutan untuk bisa terkena kulit domba tersebut. Tujuannya agar mereka mendapatkan tuah cinta dan kesuburan dari dewa Lupercus dan Juno februata. Pada perayaan ini dilakukan undian seks, yaitu dengan memasukan gulungan kertas yang berisi nama-nama wanita Roma kedalam sebuah kotak untuk kemudian diundi. Nama wanita yang keluar akan dijadikan pasangan kencan satu malam oleh para lelaki Roma.
Hal yang paling mengerikan adalah ritual yang kemudian dilakukan oleh pasangan-pasangan itu. Para lelaki melecuti para perempuan dengan kulit binatang. Ini bukan merupakan siksaan karena keduanya saling menginginkan. Ritual ini mereka yakini akan meningkatkan kesuburan dan kecantikan si wanita. Lau, lecutan perih itu tidak hanya dilakukan sekali, tapi terus berlangsung selama upacara berjalan. Para wanita saling menjerit diantara kesakitan dan gairahnya untuk terus-menerus disambar oleh cambuk kulit binatang itu. Sebab semakin banyak lecutan yang mereka terima, semakin subur dan semakin cantiklah mereka nantinya.
Asimilasi perayaan berhala ini terjadi beberapa abad kemudian, pada abad ke-3, kaisat Claudius II memerintahkan kepada para pemuda dan tentaranya untuk tidak menikah. Sebab, dianggap akan melemahkan mental prajurit yang pada masa itu sedang berperang dengan para musuh negara. Akibat dari pelarangan ini, banyak pemuda diam-diam pergi menemui Santo Valentinus untuk mendapatkan sakramen pernikahan. Namun sayangnya, prosesi itu akhirnya diketahui sang raja dzalim. Ia murka dan menangkap St.Valentine. lalu mengirimnya ke penjara. Beberapa orang yang kasihan melihat sang Santo, melemparkan surat dan bunga kebalik jendela sel sebagai tanda simpati, akhirnya pada 14 februari 269M, sang Santo pun dieksekusi mati.
Sebagai agama baru kristen berusaha mengambil hati masyarakat roma dengan mengadopsi perayaan lupercalia sebagai hari penghormatan terhadap St.Valentinus. sebagai pengganti lecutan pada tubuh wanita, gereja menggantinya dengan pengiriman surat dan pernyataan cinta dari laki-laki kepada wanita. Sejak itu perayaan lupercalia kepada berhala berubah menjadi perayaan Valentine oleh gereja. Perubahan drastis dilakukan penguasa gereja pada 1969. Sejak tahun tersebut perayaan valentine dihilangkan dari acara gerejawi karena dianggap sebagai penguatan terhadap ajaran berhala. Terlebih, terdapat ketidak jelasan mengenai siapa sosok Santo Valentine sesungguhnya. Sebab pada masa itu terdapat 4 martir yang bernama sama dan beberapa makam yang sama-sama di klaim sebagai makam St.Valentine.

Pembelaan kaum sekuler
Modernisasi yang diusung para konspirator sekuler dan liberalis justru tidak mengambil jalan yang sama dengan gereja. Mereka justru menjadikan valentine sebagai perayaan tahunan berkedok kasing sayang. Terjadi pembenaran – pembenaran yang sesat bahwa yang dirayakan perasaan kasih sesama, bukan kepada sejarah berhalanya. Alhasil, hari valentine yang kita ketahui saat ini, berubah menjadi perayaan hura –hura, momentum melepas keperawanan dan melakukan seks bebas dengan pasangan sama seperti sejarah gelap Lupercalia itu sendiri. (dikutip dari buku “151 Konspirasi dunia” karya Afred Suci)

0 komentar:

Posting Komentar